Hiperpigmentasi adalah salah satu masalah kulit yang sering dihadapi banyak orang. Kondisi ini ditandai dengan munculnya area kulit yang lebih gelap dibandingkan area kulit di sekitarnya. Ciri-ciri hiperpigmentasi ini seringkali menjadi masalah bagi banyak orang.
Meski tidak berbahaya, hiperpigmentasi sering kali mengganggu penampilan dan membuat kurang percaya diri. Yuk, pelajari lebih dalam tentang jenis, penyebab, ciri-ciri, hingga cara mengatasinya!
Hiperpigmentasi dan Jenisnya
Ciri-ciri hiperpigmentasi tidak hanya berbentuk bercak hitam saja, tetapi juga ada beberapa jenis lainnya. Hiperpigmentasi dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan penyebab dan lokasinya pada tubuh.
-
Melasma
Melasma biasanya muncul sebagai bercak-bercak cokelat atau abu-abu pada wajah, khususnya di area pipi, dahi, dan hidung. Kondisi ini sering kali dipicu oleh perubahan hormon, seperti saat kehamilan (chloasma) atau penggunaan kontrasepsi hormonal.
Baca Juga: Apa perbedaan Melasma, Flek hitam, dan Melanoma?
-
Lentigo Matahari (Sunspots)
Ciri-ciri hiperpigmentasi ini sering disebut sebagai “age spots” atau “sunspots” dan muncul akibat paparan sinar UV dalam jangka panjang. Sunspots biasanya terlihat di area yang sering terpapar matahari, seperti wajah, tangan, dan bahu.
-
Hiperpigmentasi Pasca-Inflamasi (PIH)
Dilansir dari WebMD, PIH terjadi setelah luka, jerawat, atau peradangan pada kulit sembuh, tetapi meninggalkan bekas gelap. Kondisi ini umum dialami oleh mereka yang memiliki kulit berminyak atau cenderung berjerawat.
Baca Juga: Kenali Bekas Jerawat PIE dan Apa Perbedaannya dengan PIH
-
Flek Hitam
Biasanya disebabkan oleh penuaan atau kerusakan akibat sinar matahari, flek hitam sering muncul di wajah dan tangan.
Baca Juga: Apa Itu Flek Hitam? Ini Penyebab dan Perawatannya
Ciri-Ciri Hiperpigmentasi
Umumnya, hiperpigmentasi ditandai dengan adanya perubahan warna kulit. Biasanya, kulit akan berubah menjadi kecoklatan atau lebih gelap . Hiperpigmentasi memiliki beberapa tanda yang mudah dikenali, seperti:
- Perubahan Warna Kulit: Area kulit tertentu tampak lebih gelap dibandingkan kulit di sekitarnya. Warna gelap ini bisa berupa cokelat, abu-abu, atau bahkan hitam, tergantung pada jenis hiperpigmentasi.
- Bentuk yang Tidak Beraturan: Biasanya, area yang terkena hiperpigmentasi memiliki bentuk yang tidak teratur dan bervariasi ukurannya.
- Lokasi Spesifik: Hiperpigmentasi sering muncul di area tertentu seperti wajah, tangan, bahu, atau bagian tubuh lain yang sering terpapar matahari.
- Tekstur Kulit Tetap Sama: Berbeda dengan kondisi kulit lainnya, hiperpigmentasi tidak mengubah tekstur kulit. Ciri ciri hiperpigmentasi ini hanya berupa area kulit yang gelap namun terasa sama seperti kulit normal.
Penyebab Hiperpigmentasi
Dilansir dari Harvard Health Publishing, Hiperpigmentasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Tetapi, penyebab umumnya adalah paparan sinar matahari tanpa menggunakan tabir surya.
Untuk mengetahui lebih jelas, berikut adalah beberapa penyebab Hiperpigmentasi:
-
Paparan Sinar Matahari
Salah satu penyebab utama adalah paparan sinar matahari. Ketika kulit terpapar sinar UV, tubuh secara alami memproduksi lebih banyak melanin untuk melindungi kulit dari kerusakan.
Namun, paparan yang berlebihan tanpa perlindungan seperti sunscreen dapat menyebabkan melanin menumpuk dan menciptakan bercak gelap.
-
Perubahan Hormon
Selain itu, perubahan hormon juga sering menjadi penyebab hiperpigmentasi, terutama pada wanita hamil atau yang menggunakan kontrasepsi hormonal.
Perubahan hormon akan merangsang produksi melanin secara berlebihan, yang kemudian memunculkan melasma.
-
Bekas Luka atau Peradangan
Faktor lainnya adalah bekas luka atau peradangan, seperti yang terjadi pada jerawat atau cedera kulit. Proses penyembuhan kulit dapat memicu produksi melanin tambahan, yang akhirnya meninggalkan noda gelap.
-
Penggunaan Obat tertentu
Berikutnya, penggunaan obat-obatan tertentu seperti antibiotik atau obat kemoterapi juga dapat memicu hiperpigmentasi sebagai efek samping. Biasanya, Hiperpigmentasi ini muncul pada pasien dengan pengobatan gagal ginjal ataupun kanker.
-
Penuaan
Tidak ketinggalan, penuaan juga menjadi faktor signifikan, karena seiring bertambahnya usia, kulit menjadi lebih rentan terhadap kerusakan akibat sinar matahari, sehingga flek hitam lebih mudah muncul.
Baca Juga: Kenali Ciri-ciri Penuaan Dini pada Wajah yang Jarang Disadari!
Pengobatan Hiperpigmentasi
Ada berbagai cara untuk mengatasi hiperpigmentasi, mulai dari perawatan rumah hingga prosedur medis bisa Anda lakukan.
Berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi Hiperpigmentasi:
-
Penggunaan Krim Topikal
Dilansir dari Medical News Today, Salah satu cara yang umum dilakukan adalah dengan penggunaan krim topikal yang mengandung bahan aktif seperti hidrokuinon, retinoid, atau asam kojic. Bahan-bahan ini bekerja dengan mengurangi produksi melanin dan mempercepat regenerasi sel kulit.
-
Prosedur Dermatologi
Selain itu, prosedur dermatologi seperti chemical peeling, mikrodermabrasi, dan terapi laser juga sering digunakan untuk mengatasi bercak gelap yang membandel. Prosedur ini bekerja dengan mengangkat lapisan kulit yang gelap dan merangsang pertumbuhan kulit baru yang lebih cerah.
-
Penggunaan Sunscreen
Penggunaan sunscreen setiap hari adalah langkah pencegahan yang sangat penting. Pilih tabir surya dengan SPF minimal 30 dan gunakan secara rutin, terutama jika Anda sering beraktivitas di luar ruangan. Sunscreen tidak hanya melindungi kulit dari sinar UV, tetapi juga mencegah hiperpigmentasi yang sudah ada menjadi semakin parah.
Jika Anda mencari alternatif alami, bahan seperti lidah buaya, teh hijau, atau ekstrak licorice juga dapat membantu mencerahkan kulit secara perlahan. Namun, hasilnya biasanya membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan perawatan medis.
Untuk mencegah atau mengobati ciri-ciri hiperpigmentasi, penting untuk melindungi kulit dengan sunscreen, menghindari kebiasaan memencet jerawat, serta menggunakan produk perawatan kulit yang tepat.
Jika Anda merasa hiperpigmentasi semakin memburuk, segera konsultasikan dengan dokter kulit di klinik Eterniskin untuk mendapatkan penanganan yang lebih intensif. Dengan perawatan yang konsisten, kulit Anda dapat kembali cerah dan sehat seperti semula!
Referensi:
WebMD, diakses pada Maret 2025, What is Post Inflammatory Hyperpigmentation?
Harvard Health Publishing, diakses pada Maret 2025, Demystifying hyperpigmentation: Causes, types, and effective treatments
Medical News Today, diakses pada Maret 2025, What to know about hyperpigmentation